MAKALAH
WAJAH SAYABAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Balaghoh 2
Dosen Pengampu : Maman Dzul Iman, S.Ag. MA.
Disusun Oleh : Yasin Iskandar
No. Induk Mahasiswa : 1410120040
INATITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
Jl . By Pass Perjuangan Sunyaragi Cirebon
PEMBAHASAN
WAJAH SYABAH
والوجه
ما يشتركان فيه #
وداخلان وخارجا تلفيه
وخارج
وصف حقيقي جلا #
بحس أوعقل ونسبي تلا
·
Wajah
Syabah ialah makna atau sifat (yang
disengaja) untuk mensekutukan musyabbah dan musyabbah bih pada sifat tersebut,
wajah syabah itu ada dua macam,
1. Yang masuk pada hakikat
2. Yang keluar dari hakikat
·
Wajah
Syabah khoriji ialah sifat
yang hakiki yang tampak dengan indera atau akal, dan sifat yang bersifat nisbi
( penisbatan atau penyandaran ) ( mabadi’ul balaghoh : 113 ).
Devinisi Wajah Syabah
Yaitu : suatu sifat atau makna yang disengaja untuk mensekutukan
musyabbah dan musyabbbah bih pada ssifat tersebut. ( Hasyiyah Al-Allamah Asy-Syaikh Makhluf : 138 )
Contoh : seperti
sifat pemberani (syaja’ah) didialam
menyerupakan laki-laki yang pemberani
dengan harimau.
Pembagian Wajah Syabah
Wajah Syabah ditinjau dari hakikat
musyabbah dan musyabbah bih itu ada dua macam :
1. Wajah Syabah Dakhili
Yaitu : Wajah Syabah yang masuk
pada hakikat musyabbah dan musyabbah bih.
Seperti menyamakan satu pakain dengan pakaian yang lain di dalam
jenisnya.
هذا
القميص مثل هذا Baju
kurung ini seperti baju kurung ini ( didalam sama-sama terbuat dari katun
)
Dinamakan Wajah Syabah Dakhili,
yang artinya masuk pada hakikat, karena katun adalah masuk pada hakikatnya
musyabbah dan musyabbah bih, bukan sifat yang menetap pada keduanya.
2. Wajah Syabah Khoriji
Yaitu : Wajah Syabah yang keluar dari hakikat
musyabbah dan musyabbah bih, tetapi merupakan sifat yang melekat pada keduanya.
Contoh : seperti sifat pemberani
(Syaja’ah) di dalam menyerupakan lelaki yang pemberani dengan harimau.
Sifat pemberani itu bukan masuk pada hakikatnya harimau dan orang laki-laki
yang pemberani, tetapi merupakan sifat yang melekat pada keduanya.
Wajah Syabah Khoriji
dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Khoriji Haqiqi
Yang juga dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Khoriji Hakiki Hissi
Yaitu : Wajah Syabah yang berada
di luar hakikat musyabbah dan musyabbah bih dan bisa ditemukan dengan panca
indera.
Contoh :
·
Yang
bisa dilihat dengan mata, seperti warna, nbentuk ukuran dan gerakan.
·
Yang
bisa ditemukan dengan telinga seperti suara yang lemah, suara yang kuat dan
suara yang berada di antara keduanya.
·
Yang
bisa ditemukan oleh indera perasa seperti beberapa rasa.
·
Yang
bisa ditemukan oleh indera pencium seperti macam-macam bau.
·
Yang
bisa ditemukan oleh indera peraba seperti panas, dingin, basah, kering, dan
lain-lain. ( Hilyatu lubbil mahsun : 137 )
2. Khoriji
Hakiki Aqli
Yaitu : Wajah Syabah yang berada di luar hakikat musyabbah dan
musyabbah bih dan tidak bisa ditemukan oleh
panca indera.
Contoh : Sifat-sifat yang melekat pada jiwa, seperti cerdas, berilmu,
pemarah, aris bijaksana, dermawan, kikir, pemberani, penakut dan lain-lain.
b. Khoriji Nisbi
( Idlofi )
Yaitu : Wajah Syabah
yang berupa suatu makna atau sifat yang berada di antara dua perkara (musyabbah
dan musyabbah bih).
Contoh : Seperti menghilangkan hijab di dalam menyerupakan hujjah dengan
matahari, karena hal itu (menghilangkan hijjab) bukan merupakan sifat yang
melekat pada hujjjah ataubmenetap pada matahari, tetapi merupakan sifat yang
melekat di antara keduanya.
Wajah Syabah
ditinjau dari sisi tersusun dan tidaknya itu terbagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Wajah Syabah Mufrod
Yaitu : wajah
syabah yang oleh urf dianggap mufrod (tidak tersusun)
Contoh : خده كالورد في الخمرة ( Pipinya seperti bunga mawar didalam
merahnya )
Wajah Syabah Mufrod
terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Mufrod Hissi
Yaitu : Wajah Syabah mufrod yang bisa ditemukan panca indera.
Contoh : هذا الثوب مثل هذا في
الصفرة ( Baju ini seperti baju ini dalam
kuningnya )
b. Mufrod Akli
Yaitu : Wajah Syabah mufrod yang tidak bisa ditemukan oleh panca
indera.
Contoh : العلم كالنور في الاهتداء (
Ilmu itu seperti cahaya didalam menunnjukkannya )
2. Wajah Syabah
Murokkab
Yaitu : Wajah Syabah yang tersusun dari beberapa perkara.
Mengenai pengertian murokkab (tersusun) itu mencakup dua
hal, yaitu :
·
Murokkab
Hakiki
Yaitu
: wajah syabah yang pada hakikatnya terususun dari beberapa perkara.
Pengertian
tersusun disini adalah lebih dari satu.
·
Murokkab
I’tibai
Yaitu
: Wajah Syabah yang tersusun dari beberapa perkara menurut pandangan akal.
Wajah syabah Murokkab juga terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Murokkab Hissi
yaitu : Wajah Syabah murokab yang bisa ditemukan oleh panca
indera.
Contoh :
وقد لاح بالفجر الثريا كما ترى
# كعنقود ملاحية حين نورا
Bintang kejora
yang tampak di waktu fajar, kamu sksikan laksana dompolan anggur putih
dalam bentuknya, yang panjang bijinya tatkala mengembang (Abu Qois bin Aslat)
Wajah Syabah
dalam contoh ini adalah tersusunnya suatu keadaan yang dihasilkann dari
terpadunya beberapa bentuk putih yang melingkar, yang kecil-kecil bentuknya
dalam pandanga mata. ( Al-Idloh fi ulumil balaghoh : 174 )
b. Murokkab Akli
Yaitu : Wajah Syabah Murokkab yang tidak bisa ditemukan oleh
panca indera, tetapi bisa ditemukan oleh angan-angan dari akal.
Contoh :
مثل الذين حمل التورة ثم لم يحملوها كمثل الحمار يحمل اسفارا
Perumpamaan
orang yang menanggung kitab taurot, kemudian mereka tidak mengamalkannya, seperti
keledai yang membawa buku ( QS Al-Jum’ah : 5 )
Wajah
syabahnya adalah keletihan dan kecapekan yang dilakukannya bersamaan
tidak menghasilkan manfaat apapun.
Wajah syabah yang demikian tidaklah tampak oleh mata, akan tetapi
tampak oleh angan-angan dari akal.
3. Wajah Syabah
Muta’addid
Yaitu ; Wajah syabah yang lebih dari satu.
Wajah Syabah ini juga terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Muta’addid Hissi
Yaitu : Wajah Syabah Muta’addid yang bisa ditemukan oleh
panca indera..
Contoh :
هذه الفواكه كهذه في اللون والطعم والرئحة
Buah ini seperti
buah yang ini didalam warna, rasa dan bau.
Wajah Syabah dalam contoh tersebut adalah Muta’addid (lebih dari
satu) yaitu, warna, rasa, dan bau.
b. Muta’addid Akli
Yaitu : Wajah Syabah yang muta’addid yang tidak bisa ditemukan
oleh panca indera, tetapi masih bisa ditemukan oleh akal.
Contoh :
هذا الرجل مثل هذا في العلم والحلم والحياء
Lelaki ini seperti
lelaki yang ini didalam ilmu, kebijaksanaannya, dan sifat pemalunya.
c. Muta’addid Mukhhtalifi
Yaitu : Wajah Syabah Muta’addid yang sebagian bersifat hissi dan
sebagian yang lain bersifat akli.
Contoh :
هذا الجل كالشمس في حسن الطلعة وكمال الشرف
Lelaki ini seperti
matahari didalam ketampanan wajahnya dan kesempurnaan kemuliaannya
Wajah Syabah Tadlodl
Wajah Syabah itu
adakalanya yang diamdilkan dari sesuatu yang berlawanan, lalu ditempatkan pada
tempatnya serasi ( tanasu ), lalu sesuatu yang memiliki sifat yyang berlawanan
tersebut diserupakan pada musyabbahnya.
Tujuannya
Tujuan menggunakan Wajah
Syabah Tadlodl adalah untuk tahakkum ( menghina atau
mentertawakan ) atau untuk tamlih ( mempermanis perkataan
)
Contoh :
Seperti menyerupakan
lelaki yang bakhil dengan Hatim ( seseorang yang sangat terkenal
kedermawanannya ).
هذا
الرجل كحاتم ( Lelaki
yang kikir ini seperti hatim ).